Misi Apollo 13

Misi Apollo 13m
Judul: Misi Apollo 13
Penulis: Donald B. Lemke
Ilustrasi: Keith Tucker
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal: 27

Misi Apollo 13 ini adalah buku komik berwarna. Berkisah tentang bencana-bencana besar yang pernah terjadi. Selain bencana misi Apollo 13, ada juga Pandemik Flu di tahun 1918 serta Gempa Bumi Besar dan Kebakaran Hebat San Fransisco.

Kisah pertama mengenai misi Apollo 13, yang diluncurkan pada tanggal 11 April 1970, setahun setelah NASA berhasil mendaratkan awak Apollo 11 di bulan disusul dengan Apollo 12 yang juga berhasil melakukan hal yang sama empat bulan setelah keberhasilan Apollo 11.

Sebagai pemimpin awak dalam modul perintah Odyssey dari Apollo 13 ini adalah komandan Jim Lovell. Sebelum sampai ke bulan, awak Apollo 13 mendapati masalah adanya kebocoran oksigen di kabin pesawat. Para tim di bumi berupaya memikirkan langkah penyelamatan untuk membawa pulang para astronaut. Pusat kendali misi memerintahkan awak pesawat untuk mematikan modul perintah Odyssey dan pindah ke modul bulan Aquarius. Para awak akan menggunakan Aquarius sebagai semacam perahu penyelamat. Cadangan oksigen dan tenanganya yang cukup akan membuat mereka tetap hidup. Para astronaut harus berhemat, karena itu mereka menjaga agar air, oksigen, dan tenaga pesawat itu cukup. Namun dengan menurunnya tenaga Odyssey, suhu di dalam pesawat turun drastis 58 derajat. Astronaut harus mempercepat pesawat untuk pulang sebelum tenaganya habis. Sementara itu karbondioksida yang berasal dari napas para astronaut telah memenuhi seisi Aquarius. Dengan cepat, pesawat akan berisi racun. Tim di Pusat Kendali Misi menemukan suatu cara untuk menggunakan jaringan Odyssey dalam aquarius sehingga tingkat karbondioksida menurun. Dengan demikian mereka bisa melakukan kegiatan untuk tetap merasa hangat. Suhu di dalam pesawat turun sampai 38 derajat.

17 April pukul 12.07, setelah melakukan perjalanan pulang yang panjang dan mendebarkan, modul perintah Odyssey mendarat di Samudra Pasifik. Misi Apollo 13 dikenal dengan kegagalan yang berhasil. Gagal mendarat di bulan, tapi mereka berhasil membawa kembali pesawat yang rusak beserta awaknya kembali ke bumi.

Selanjutnya, NASA memperbaiki masalah yang ditemukan pada Apollo 13 dan menyelesaikan empat misi lagi ke bulan.

Kisah kedua adalah mengenai ancaman penyakit yang mematikan, menyebar di kalangan tentara yang saat itu sedang bertempur dalam Perang Dunia I (1914-1918). Penyakit ini kemudian menyebar di seluruh Eropa, Afrika, Asia, Pasifik Selatan dan Amerika Utara dan Selatan. Penyakit ini awalnya merupakan endemi tapi kemudian menjadi pandemik di seluruh dunia. Para ilmuwan dan dokter berusaha mencari penyebab serta penanggulangan penyakit yang akhirnya mematikan ini, namun belum berhasil. Banyak penderita meninggal karena flu itu kemudian berkembang menjadi radang paru-paru. Sekolah, pasar, dan tempat-tempat berkumpulnya orang banyak ditutup karena penyebaran flu tersebut. Di akhir musim gugur tahun 1918, dokter di seluruh dunia melaporkan berkurangnya kasus penyakit flu tersebut. Bulan November bertepatan dengan berakhirnya Perang Dunia I, flu yang mematikan itu tampaknya menghilang.

Kasus flu terakhir yang ditangani adalah pada akhir tahun 1919. Sampai saat ini para ilmwan belum berhasil mengungkapkan virus yang menyebabkan flu 1918 tersebut. Mereka baru sampai pada tahap pengertian mengapa penyebaran flu itu mematikan.

Bencana berikutnya adalah yang terjadi di San Fransisco. Dulu, San Fransisco merupakan sebuah pelabuhan kecil dengan penduduk kurang dari 1.000 orang. Namun penemuan emas di dekat pelabuhan itu mengubah sejarah kota ini. San Fransisco kemudian tumbuh menjadi kota yang gemerlap dengan 50.000 penduduk. San Fransisco tumbuh menjadi kota terbesar di bagian barat Sungai Mississippi.

Dari tahun 1849 sampai 1851, enam kebakaran besar melanda San Fransisco. Disusul oleh kebakaran di tahun-tahun berikutnya. Namun setiap kali terbakar penduduknya akan membangun kembali kota mereka. Kota ini terletak di sepanjang San Andreas Fault (Patahan San Andreas) maka beberapa kali gempa dengan skala kecil maupun besar melanda kota ini. Yang terbesar gempa bumi dan kebakaran hebat yang terjadi di tahun 1906. Dengan sekitar 250.000 penduduk, mereka membangun kembali kota itu dibantu oleh para pemimpin kota dan negara, karena San Fransisco merupakan pusat bisnis yang penting. Tahun 1915 pembangunan kembali kota telah selesai. San FRansisco muncul dengan wajah barunya. Kota itu juga kemudian menjadi tuan rumah pameran tingkat dunia bernama Panama Pacific International Exposition. San Fransisco tumbuh menjadi kota berkelas di dunia. Beberapa kali gempa kecil dan besar pernah mampir kembali di kota ini, namun tidak sedahsyat di tahun 1906.

Pesan moral dari buku ini adalah barangkali mengingatkan kita bahwa bencana bisa datang kapan saja dan dimanapun. Dan dibutuhkan perjuangan, semangat serta penyatuan tenaga dan pikiran bersama untuk menghadapi ketika bencana itu datang menimpa, karena bukankah Tuhan menjanjikan bahwa harapan itu selalu ada?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.