Zero to One


Judul: Zero to One
Penulis: Peter Thiel
Penerjemah: Alex Tri Kantjono Widodo
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2014
Tebal: 238

Zero to One berbicara tentang bagaimana membangun perusahaan-perusahaan yang menciptakan hal-hal baru.

Meniru adalah hal paling mudah dibandingkan menciptakan sesuatu yang baru. Ketika Anda mengerjakan sesuatu yang sudah diketahui caranya sama dengan membawa dunia dari 1 ke n, hanya menambahkan sesuatu ke hal yang sudah ada dan sudah biasa. Sebaliknya menciptakan sesuatu yang baru membawa Anda berangkat dari 0 ke 1, atau from zero to one.

Maka, seorang inovator tidak akan meniru pendahulunya. Menurut Thiel, penerus Bill Gates tidak akan membuat sistim operasi. Demikian juga penerus Mark Zuckerberg tidak akan menciptakan jejaring sosial. Seorang inovator akan menghasilkan karya inovasi yang baru dan unik.

Meniru hal-hal yang sudah berhasil diistilahkan dengan kemajuan horisontal (atau ekstensif). Kemajuan seperti ini lebih mudah diramalkan. Sebaliknya, mengerjakan sesuatu yang belum pernah dikerjakan orang lain akan lebih sulit dibayangkan, ini lah yang disebut dengan kemajuan vertikal atau intensif. Di tingkat makro, kata untuk menggambarkan kemajuan horisontal adalah globalisasi. Sementara kata untuk menggambarkan kemajuan vertikal adalah teknologi.

Ingat, teknologi adalah cara membuat sesuatu supaya lebih baik dan mudah :).

Untuk menciptakan dunia yang lebih makmur dan sejahtera di abad ke 21 ini maka Thiel berpendapat bahwa perkembangan teknologi memiliki peran yang sangat besar, berbalikan dengan keyakinan banyak orang yang mengira masa depan dunia ditentukan oleh globalisasi. Sebagai contoh, Tiongkok. Tiongkok selama ini meniru segala sesuatu yang telah berhasil di negara-negara maju seperti penyejuk udara, dan lainnya. Jika Tiongkok menggandakan produksi energinya selama dua dasawarsa mendatang, negara itu juga akan menggandakan pencemaran udaranya. Akibatnya bencana lingkungan yang masif. Di sebuah dunia dengan sumber daya yang sudah langka maka globalisasi tanpa teknologi tidak akan berkelanjutan.

Teknologi baru memang tidak datang secara tiba-tiba, namun melalui eksperimen-eksperimen baru-dari usaha-usaha rintisan atau startup. Sejarah telah membuktikan bahwa kelompok-kelompok kecil yang bergabung karena merasa mempunyai misi telah mengubah dunia ke arah yang lebih baik. Sama dengan prinsip usaha startup.

Sebuah startup adalah kelompok paling besar tempat Anda dapat meyakinkan orang-orang akan sebuah rencana untuk membangun masa depan yang berbeda. Kekuatan terpenting usaha rintisan ini adalah pola pikir baru. Prinsip usaha startup mengharuskan Anda bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai sesuatu, tetapi juga harus cukup kecil sehingga Anda dapat mengerjakannya.

Buku ini akan memberikan latihan berpikir terutama bagi Anda yang ingin berhasil dalam usaha membuat hal baru. Selaras dengan yang harus dikerjakan oleh sebuah usaha startup yaitu mempertanyakan gagasan-gagasan yang muncul dan memikirkan kembali sesuatu dari nol.

Jadi, jangan menjadi pengekor tetapi jadilah pelopor 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.