Cinta di Dalam Gelas

Judul: Cinta di Dalam Gelas
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka

Cinta di Dalam Gelas adalah buku kedua Dwilogi Padang Bulan. Di buku ini Andrea banyak berkisah tentang permainan catur dan kopi. Lelaki Melayu dikenal dengan 3 hal, yaitu: kopi, sisa kebanggaan, dan catur. Setiap pagi, sore, dan malam hari para lelaki melayu pergi ke pasar demi segelas kopi. Di warung kopi itulah para pria berkumpul, menceritakan nasib, membanggakan jabatan terakhir sebelum maskapai timah gulung tikar dan mempertaruhkan martabat di atas papan catur.

Bagi lidah orang melayu kopi adalah minuman ajaib karena rasanya yang dapat berubah berdasarkan tempat. Bagi mereka kopi buatan rumah berbeda dengan kopi di warung-warung kopi yang tersedia. Diceritakan di salah satu kisah, seorang istri yang diam-diam membeli kopi di warung kopi langganan suaminya, kemudian ia menyajikan kopi itu. Setelah meminumnya sehirup, si suami segera berkemas. Sang istri bertanya, dan dijawab oleh suami bahwa ia mau ke warung kopi karena kopi di rumah tak seenak di warung kopi. Tak lama melayanglah panci ke kepala si lelaki.

Dikisahkan pula perjalanan panjang Enong demi mencapai keinginannya untuk bertanding catur melawan Matarom, lelaki pemenang kejuaraan catur berturut-turut. Suatu hal yang mustahil tercapai karena Enong tak pernah bermain catur. Tapi, jangan salah, kalau kita tidak lupa, Enong adalah perempuan yang sangat keras hati dan mempunyai kemauan belajar yang tinggi. Selain itu, sebenarnya ada dendam masa kecil yang tersimpan di hati Enong terhadap lelaki yang bernama Matarom itu.

Apakah impian Enong untuk mengalahkan Matarom terwujud?

**
Ada bagian menarik, yaitu ketika lampu lalu lintas masuk ke desa mereka. Lampu lalu lintas sedikit menandakan bahwa desa mereka siap untuk menjadi modern. Namun lihatlah kisah berikut:

“Jika kawan naik sepeda motor dan berhenti saat lampu merah, seseorang akan berteriak dari warung kopi di dekat lampu itu. “Lampu itu acih, Bang, lanjutlah.”

Andrea menuliskan pendapatnya: “Untuk menjadi modern, memang diperlukan persiapan yang tidak kecil.”

Kalimat di atas sederhana tapi mengandung pesan yang cukup bermakna :).

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.