Kontak


Judul asli: Contact
Penulis: Carl Sagan
Alih bahasa: Andang H Sutopo
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 591

Apakah sebenarnya kita hidup sendiri di ruang angkasa yang hingar bingar ini? Benar-benar sendiri?

Sejak lama manusia bertanya-tanya dan mencari tahu mengenai keberadaan makhluk hidup lain di luar bumi. Kita begitu rindu ingin bertemu mereka. Khayalan mengenai kehidupan makhluk-makhluk asing di luar tata surya kita menjadi kisah yang menarik untuk dibukukan atau dijadikan film. Salah satunya ini: Kontak.

Setelah menamatkan gelar doktornya, Ellie mendapatkan pekerjaan sebagai peneliti pendamping di observatorium Arecibo, sebuah mangkuk raksasa bergaris tengah 350 meter di lembah di kaki bukit bagian barat laut Puerto Rico, teleskop radio terbesar di planet bumi. Di sini Ellie memperoleh kesempatan untuk melakukan observasi sebanyak mungkin meneliti benda-benda langit, planet-planet di dalam tata surya, bintang-bintang, pusat galaksi, pulsar dan quasar.

Minat Ellie yang besar pada ilmu pengetahuan menjadi kendala bagi kehidupan cintanya. Demikiam juga hubungan dengan rekan-rekan sekerjanya yang tidak selalu mulus disebabkan Ellie adalah ilmuwan astronom wanita diantara kebanyakan kaum lelaki.

Sejak kecil Ellie terpesona pada bintang-bintang. Ia menyukai matematika, fisika, dan teknik. Kelak ia menyibukkan diri dalam sebuah projek mencari peradaban di luar bumi.

Dalam satu temuan yang diprasangkai sebagai pesan dari planet lain, Ellie terpaksa harus berurusan dengan seorang rohaniawan, Mr. Rankin, yang mengejar keyakinannya terhadap Tuhan.

“Apa pun yang tak kau mengerti, Mr. Rankin, kaukaitkan dengan Tuhan. Tuhan bagimu adalah tempat kau menyapu semua misteri dunia, semua tantangan terhadap kecerdasanmu. Kaukunci pikiranmu, dan dengan mudah kau katakan bahwa Tuhan yang melakukannya.” (halaman 231).

Melalui tokoh Ellie, Sagan menyikapi keyakinan-keyakinan terhadap agama yang merugikan ilmu pengetahuan.

Saya ingat ketika percobaan LHC (Large Hadron Collider) berhasil menemukan partikel yang dicari. Pencarian partikel high boson sempat mengundang banyak komentar negatif. Apakah kemudian berhasil ditemukannya partikel ini menandakan berakhirnya pencarian kita akan keberadaan Tuhan? Karena rahasia alam semesta telah berakhir?

Penemuan baru apapun itu semustinya disikapi secara bijak. Tidak ada ciptaan-Nya yang sia-sia. Setiap penemuan baru akan melahirkan penemuan baru lainnya. Dan sungguh rahasia alam semesta sangatlah luas. Untuk itulah Tuhan ingin kita terus belajar, bertanya dan tidak menutup diri terhadap berbagai pengetahuan. Tuhan memperlihatkan sedikit rahasia-Nya yang ingin Ia bagi dengan kita. Namun Ia juga menyimpan bagian lain yang tetap menjadi rahasia-Nya.

Dan pada suatu waktu, kesadaran spiritual manusia pun bisa tumbuh melalui pencarian ilmu pengetahuan.

“Di dalam struktur ruang dan di dalam sifat-sifat benda, seperti di dalam hasil karya seni agung, tertulis kecil-kecil tanda tangan sang artis. Berdiri di atas manusia, dewa, iblis dan makhluk-makhluk lain, termasuk para Penjaga galaksi dan para pembuat terowongan, Dia telah ada lebih dahulu sebelum terciptanya alam semesta.” (halaman 588)

Maka, apakah sia-sia jika pencarian kita akan ‘saudara’ di luar bumi tidak mendatangkan hasil seperti yang kita harapkan? Inilah jawabannya.

“Kalau kita tidak menemukan apa-apa, setidaknya kita menemukan bahwa kehidupan di Bumi ini sesuatu yang unik, yang tidak ada duanya di seluruh alam semesta, sehingga merupakan sesuatu yang sangat tak ternilai. Dan pengetahuan akan kenyataan itu pun merupakan sesuatu yang tak ternilai.” (halaman 87)

Sekilas mengenai Carl Sagan (dikutip dari sini, dengan sedikit penambahan).

Carl Edward Sagan (lahir di Brooklyn, New York,Amerika Serikat, 9 November 1934 – meninggal di Seattle, Washington, AS, 20 Desember 1996 pada umur 62 tahun) adalah seorang astronom Amerika Serikat dan dikenal sebagai orang yang gigih memopulerkan sains. Ia memelopori disiplin ilmu eksobiologi dan penggagas upaya pencarian makhluk cerdas dari luar angkasa (Search for ExtraTerrestrial Intelligence/SETI). Ia dikenal di seluruh dunia karena buku-buku best-seller dengan tema sains populer yang ia tulis. Salah satu bukunya yang populer adalah Kosmos.

Comments

  1. Whoaa…kayaknya emang bagus ya ini buku?
    Memang menurutku menekuni sains dan filsafat bukan menjauhkan kita dari Tuhan, justru lewat pencarian kita, pada akhirnya kita akan benar2 menyadari bahwa ada sebuah misteri besar dan agung di atas kita, yang akan membuat kita dapat mengimaninya dengan lebih baik.

  2. @Fanda: bagus banget mbak. Terima kasih ya udah dipinjamkan. Setuju banget mbak, dengan mempelajari sains dan filsafat justru mendekatkan diri kita pada kebesaran dan keagungan Tuhan.

Leave a Reply to Enggar Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.