Jawablah Aku

Judul asli: Rispondimi
Penulis: Susanna Tamaro
Penerbit: PT Gramedia Pustaka utama
Halaman: 219

Buku ini terdiri dari 3 kumpulan cerita yang terpisah tapi mempunyai dilema yang sama, cinta, kebencian, dendam, perjuangan untuk hidup dan Tuhan.

Kisah pertama bercerita seorang anak yatim piatu bernama Rosa. Ibu Rosa adalah seorang pelacur yang meninggal karena kecelakaan ketika sedang menjajakan dirinya di kelokan sebuah jalan. Rosa kecil kemudian tinggal bersama paman dan bibinya. Namun bukan kasih sayang yang ia peroleh melainkan kebencian dalam hidupnya.

“Apakah cinta itu benar-benar ada? Dan dalam bentuk apakah cinta menyatakan diri?”
“Sewaktu kanak-kanak aku percaya pada cinta, sama seperti aku percaya pada peri. Namun pada suatu hari aku mencari di celah-celah kayu dan di balik tudung-tudung jamur. Dan aku tidak menemukan peri atau makhluk-makhluk gaib, hanya lumut, jamur, tanah, dan serangga. Serangga itu bukannya berciuman, melainkan saling memangsa.”

Ketika usianya beranjak remaja Rosa meninggalkan paman dan bibinya. Ia mendapat kesempatan untuk menjadi pengasuh di sebuah keluarga muda. Di sana kehidupan Rosa berubah. Sejenak ia menemukan keluarga yang tepat. Sampai suatu ketika Rosa terlibat cinta dengan pria majikannya. Sayangnya, laki-laki ini ternyata hanya ingin memanfaatkan kepolosan Rosa. “Cinta berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada yang lain, tanpa berpikir untuk menyembunyikan apapun.” Dan dengan cinta itu pula Rosa akhirnya harus menanggung resiko yang lebih besar.

“Apakah seseorang mendampingi kita, ataukah kita hanya sendirian?
“Jawablah aku.”

Kisah kedua bercerita tentang seorang wanita yang tidak mampu menghadapi kekejaman suaminya sehingga menyebabkan ia kehilangan putra tercintanya. Cinta yang ia miliki pupus bersama kebencian yang terus menghinggapi dirinya dan berubah menjadi dendam.

Kisah ketiga bercerita tentang sebuah cinta yang posesif. Rasa takut kehilangan dapat membawa kita pada munculnya prasangka dan sifat jahat.

Jadi, apakah cinta itu?
Entah. Mungkin cinta bisa melukaimu, memberimu dendam dan kebencian. Tapi cinta juga memberimu kebahagiaan dan kebijaksanaan.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.