Judul: Totto Chan Gadis Jilik di Jendela
Penulis: Tetsuko Kuroyanagi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 271
Totto-Chan adalah cerita seorang gadis cilik yang dianggap ‘nakal’ oleh gurunya. Karena kewalahan oleh kebandelan Totto-Chan maka sang guru meminta ibu gadis cilik ini untuk memindahkannya ke sekolah lain. Sekolah baru Totto-Chan bernama Tomoe Gakuen. Ruang kelas sekolah ini berada di dalam gerbong kereta. Tidak seperti sekolah lainnya, para murid bebas memilih urutan pelajaran yang mereka sukai. Setiap pagi Bapak dan Ibu guru menuliskan soal-soal dan pertanyaan yang akan diajarkan hari itu. Murid bebas memilih pelajaran yang akan mereka kerjakan terlebih dahulu. Metode pengajaran ini membantu guru dapat mengamati bakat dan minat pada setiap anak didik.
Setiap anak juga membawa bekal ke sekolah. Untuk ‘memaksa’ anak menyantap makanan yang bergizi, kepala sekolah meminta siswa untuk melengkapi bekal makanan mereka dengan ‘sesuatu dari pegunungan’ dan ‘sesuatu dari laut’. ‘Paksaan’ tersebut tidak dirasakan oleh anak, karena mereka lebih tertarik untuk menebak-nebak dan sebisa mungkin melengkapi bekal mereka dengan ‘sesuatu dari pegunungan’ (makanan dari daratan) dan ‘sesuatu dari laut’ (makanan dari laut). Sebelum mulai acara makan, kepala sekolah akan berkeliling dan memeriksa bekal setiap anak. Kadang Beliau mengajukan pertanyaan dan menjelaskan menu makanan tertentu.
Setelah seharian belajar, siswa dibolehkan memilih acara bebas. Biasanya mereka memilih untuk berjalan-jalan. Ditemani dengan Bapak atau Ibu guru mereka berjalan-jalan dengan riang, sesekali mereka bertanya tentang apa saja yang mereka lihat atau temui. Anak-anak tidak pernah menyadari, bahwa dalam acara bebas ini mereka sesungguhnya belajar banyak tentang sains, biologi, dan sejarah. Banyak sekali pengalaman menarik yang diperoleh dari siswa-siswi di sekolah Tomoe Gakuen ini. Mereka bermain dan belajar sekaligus.
Buku yang dapat memberikan inspirasi dan membuka wawasan terutama untuk dunia pendidikan.
Asiknya kalau sekolah itu benar-benar ada… 😀
Sekolah ini, menurut buku-nya, bener2 ada, tapi kemudian musnah dimakan api pada serangan bom di Tokyo, tahun 1945. Yang menceritakan buku ini adalah si Totto-Chan itu sendiri.
Suka banget sama buku ini…..bahkan jadi buku “panduan” waktu mengajar dan pembanding saat berkutat dengan pedagogik “barat” 🙂
Wah, boleh donk Dian berbagi ilmu nya. Kalo ada referensi buku, film, atau apapun yang bagus seputar dunia pendidikan, kasih kabar ya. Aku pasti seneng banget lho.
Tapi ini sebenernya bukan pengalaman pribadi di masa kecil kan?
Jangan2 … 😀
hehehe…. you should know me better lah 😀
Aku kepengen beliin buku ini buat salah satu dosen ku. Lulusan Jepang. Dia juga yang jadi salah satu dosen penguji ku. Tapi sampai sekarang belum kesempetan juga, beli-nya.
Hihihi, buku-buku gini, biasanya aku beli untuk aku kasih ke orang lain. Termasuk Pangeran Kecil.
Wah, enak bener nih jadi temennya Zaki. Dikasih buku terus :). Buku ini udah lama pengin aku beli, tapi entah kenapa selalu terlupakan. Pas kemarin ke Gramedia, tidak sengaja aku melihatnya dan tanpa pikir panjang lagi ya dibeli donk 😉
Saya pernah dengar kisah Toto Chan ini dari cerita istri saya waktu ia masih mengajar di sekolah alam Bandung. Sayang belum sempat beli, lupa terus. Tulisan ini jadi mengingatkan lagi niatan yang belum kesampaian. Mahal, enggak ya 🙂 ?
Harganya 40.000 mas Indra. Tapi kemarin aku dapet diskon karena pakai Visa BNI, jadi 36. Tunggu aja nanti tgl 1 kan ada pameran buku, di landmark, biasanya diskon nya lumayan kan 🙂 Atau mau dipinjemin nih? 🙂
Jadi kepengen dibeliin buku juga nih? Mau buku apa memang …
:), nggak kok..
saya yang harus belajar dari mbak enggar nih kayaknya. tukeran yuk 🙂 (btw, saya juga beli buku-bukunya mbak enggar lho… )
Wah, nggak kebalik Dian? Ilmu ku masih seadanya aja, cuma tau kalo aku mencintai dunia pendidikan dan pengin bisa berbuat banyak di sana. Tapi nggak tau caranya :(. Lho? itu kan buku pelajaran buat anak2 :), tapi terima kasih banyak 🙂 Tukeran? Tentu saja boleh.
tahun lalu pernah terlibat proyek perbandingan kurikulum sekolah dasar dan menengah, jadi keterusan deh ngumpulin buku pelajaran anak-anak. bukunya mbak bagus kok, apalagi banyak materi yang bisa didownload gratis, hehe
Bagus? Aih, terima kasih Dian. Mau buku aku yang lain? 😉
mau doooooonnnggggggggggg…. (saking maunya 🙂 )
satu kata untuk novel Totto-chan krya Tetsko Kuroyanagi ini, BAGUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUs!!!!!!!!!!!!
pengen sekolah di SD Tomoe, harusnya di Indonesia, ada sekolah kaya gitu, tapi jangan SD-nya doang, ada SMP-nya, ma SMA-nya juga, terus di sebelahnya dibangun universitas juga……………..!!!!!!!!!!kereeeen!