Lebaran, memang enaknya dihabiskan dengan membaca buku 🙂
dokumentasi: Gramediashop
Kisah Hatta, satu dari empat buku seri pendiri pendiri Republik, yaitu: Sukarno, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir.
Apa arti tanah air bagi seorang Hatta? Bagi Hatta tanah air adalah sesuatu yang berkembang dengan kerja. Seperti diucapkannya di hadapan mahkamah di Den Haag ketika ia ditangkap karena aktivitas politiknya. “Hanya satu tanah air yang dapat disebut Tanah airku. Ia berkembang dengan usaha, dan usaha itu ialah usahaku.”
Hatta, tokoh sederhana dengan pemikiran yang cerdas dan ketajaman pena yang mumpuni, adalah satu dari tokoh pemimpin yang pernah dimiliki negeri ini. Ia percaya pada Demokrasi. Menurut Hatta, demokrasi dapat berjalan baik, jika ada rasa tanggung jawab dan toleransi di kalangan pemimpin politik. Ia meyakini bahwa yang menjadi dasar perjuangan bukanlah seorang tokoh atau pemimpin melainkan massa (orang ramai).
Hatta adalah seorang penganut Nasionalis. Tapi, Nasionalisme versi Hatta berbeda seperti umumnya. Nasionalisme Hatta adalah nasionalisme yang bersuara solidaritas. Pandangan dan pemikiran politiknya bergerak lebih maju dari jamannya. Hatta disebut-sebut sebagai orang (pemimpin) yang tepat dalam usaha mencari bentuk demokrasi yang paling sesuai bagi negara nasional modern yang multietnis dan multisejarah.
Krisis yang menghantui Indonesia saat ini persis sama seperti gambaran yang pernah dituliskan Hatta di tahun 1962.
“Di mana-mana orang merasa tidak puas. Pembangunan tak berjalan sebagaimana semestinya. Kemakmuran rakyat masih jauh dari cita-cita, sedangkan nilai uang makin merosot. Perkembangan demokrasi pun terlantar karena percekcokan politik senantiasa. Pelaksanaan otonomi daerah terlalu lamban, sehingga memicu pergolakan daerah. Tentara merasa tak puas dengan jalannya pemerintahan di tangan partai-partai.”
Sejarah adalah pengalaman yang berulang. Dan jika Indonesia terperosok ke lubang yang sama maka mungkin itu karena Indonesia tidak sungguh-sungguh belajar dari sejarah yang benar.
Membaca buku Hatta ini akan mengajak kita merenungkan dan memikirkan kembali pandangan-pandangannya yang jauh ke depan. Seperti cita-citanya yang sederhana, melihat Indonesia, tanah airnya di kemudian hari dapat lebih maju.