Judul: To Kill a Mockingbird
Penulis: Harper Lee
Penerbit: Qanita
Tebal: 533
“Ada sesuatu di dunia kita yang membuat orang kehilangan akal-mereka tak bisa adil meskipun sudah berusaha.” (halaman 419)
Scout dan Jem adalah dua bersaudara yang tinggal bersama Ayah mereka dan seorang koki wanita keturunan negro di kota Maycomb. Calpurnia, nama koki itu telah tinggal bersama mereka semenjak Jem dilahirkan. Ibu kedua anak itu meninggal saat Scout, adik perempuan Jem berumur dua tahun.
Kehidupan mereka berubah ketika Atticus, sang Ayah ditugaskan oleh Hakim Taylor untuk menjadi pengacara pembela seorang kulit hitam. Kecaman pun datang dari seluruh masyarakat di kota itu. Jem dan Scout tak luput dari pertikaian dengan kawan-kawan mereka di sekolah serta orang-orang yang membenci tindakan Atticus. Bersyukur, Jem dan Scout memiliki Ayah yang bijak. Atticus tidak menutupi situasi sebenarnya, sebaliknya ia mengajak mereka berbicara dan belajar menghadapi permasalahan yang ada.
Kasus dakwaan perkosaan yang dituduhkan Mayella Ewell kepada Tom Robinson sesungguhnya bukanlah kasus yang sulit, namun terkadang kebencian membutakan kebenaran. Prasangka acapkali menjadi penghalang bagi kita untuk berpikir jernih.
“Satu-satunya tempat di mana seseorang semestinya mendapatkan keadilan adalah dalam ruang pengadilan, baik kulitnya berwarna apa pun dalam pelangi, tetapi kebencian biasanya terbawa ke dalam petak juri. Semakin kau dewasa, kau akan melihat orang kulit putih menipu orang kulit hitam setiap hari dalam hidupmu, tetapi kau akan kuberi tahu sesuatu dan jangan sampai kau melupakannya-kapanpun seorang kulit putih melakukan itu kepada orang kulit hitam, siapa pun dia, sekaya apa pun dia, atau sebaik apa pun keluarga asalnya, orang kulit putih itu sampah,” (halaman 420)
Di tengah terpaan permasalahan yang menimpa keluarganya ini, anak-anak Atticus belajar bahwa kehidupan tidak melulu hitam dan putih. Dan sejatinya keadilan hanya dapat dilahirkan dari mereka yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang tanpa membedakan latar belakang.
Kisah yang manis dan sarat pesan moral yang tidak menggurui. Dikisahkan dari sudut pandang seorang anak sehingga menjadikan buku ini enak dibaca.