Judul: Facebook
Penulis: Tony Hendroyono
Penerbit: B First (PT Bentang Pustaka)
Tebal: 222 (versi ebook di smartphone) @qbaca
Siapa tak kenal Facebook? Situs jaringan pertemanan yang diakrabi oleh banyak orang dari beragam usia ini memang luar biasa. Walau bukan situs jaringan sosial pertama, sebelumnya telah ada Friendster, Myspace, dan Hi5, namun dalam waktu singkat kehadiran facebook mampu menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia.
Apa sih istimewanya Facebook? Siapa pendirinya? Nah, buku ini akan mengulas sedikit pertanyaan yang berkecamuk di benak Anda.
Mark Zuckerberg adalah nama pria di belakang pendirian Facebook. Pemuda pendiam ini juga mahasiswa di Harvard University, kampus favorit yang dikenal dengan anak-anak cerdas dan pintar. Mark yang kutu buku dan sulit bergaul lebih banyak menghabiskan waktunya di depan komputer. Ia menyukai pemrograman. Dari kamar mahasiswa pemalu ini Facebook tercipta dan mencapai kesuksesan. Konon, situs yang menduduki peringkat 6 paling banyak dikunjungi orang di seluruh dunia ini memiliki nilai perusahaan setara General Motors. Kesuksesan Facebook menjadikan Mark miliuner termuda di dunia menurut majalah Forbes, dengan nilai kekayaan sekitar 1.5 miliar dolar di AS.
Setiap hari hampir 70 juta pengguna login untuk menengok profil teman-teman mereka, memposting berbagai informasi, foto, dan lain-lain. Mark dan tim nya bekerja keras untuk membuat aplikasi yang membuat segala sesuatunya menjadi lebih mudah dan instan.
Bagaimana Facebook tercipta?
Awal pendirian Facebook memiliki banyak kisah. Gagasan facebook muncul ketika Mark patah hati dan ia kemudian menciptakan situs bernama facemash.com. Ia masuk diam-diam ke direktori data milik Harvard, mengunduh foto-foto teman sekelasnya lalu menampilkannya berdampingan dengan foto kandang binatang supaya para murid dapat memilih siapa yang lebih diinginkan. Satu jam setelah mabuk ia terpaku pada halaman di layar komputernya. Facebook (buku tahunan siswa) asrama Kirkland terbuka. Beberapa orang di sana mempunyai foto yang sangat cantik. Mark berkeinginan untuk menyandingkan wajah-wajah ini dengan kandang binatang dan membiarkan orang-orang memilih siapa yang lebih menarik. Ternyata, ide membandingkan dua orang bersama-sama ini menjadi cikal bakal tumbuhnya Facebook. Selain itu, Mark meyakini bahwa, “Orang-orang ternyata jauh lebih punya bakat voyeuristik dari yang saya duga,” (halaman 35) katanya menarik kesimpulan akhir dari perbuatan kriminal yang ia lakukan di atas.
Zuckerberg bukanlah satu-satunya mahasiswa Harvard yang tertarik memikirkan sebuah alat yang dapat membuat hubungan pribadi terjadi secara online dan menyembunyikan diri mereka dari dunia nyata. Seorang mahasiswa Harvard lainnya, Divya Narendra, muncul dengan ide menciptakan jejaring sosial yang ditujukan untuk para mahasiswa kampus, 10 bulan sebelum Mark meluncurkan Facemash. Ia mengajak 2 rekan lainnya, si kembar Tyler dan Cameron Winklevoss. Trio ini bekerja keras membangun situs mereka. Suatu hari mereka mendengar kemunculan dan kandasnya Facemash yang didirikan oleh Zuckerberg. Mereka lalu mengontak Zuckerberg. Narendra mengemukakan ide situsnya yang berfokus pada dating dan connecting. Dalam situs ini, mahasiswa dapat memasang foto mereka, memasukkan informasi pribadi, dan mencari data anggota lain. Trio ini meminta Zuckerberg untuk melakukan kira-kira 10 jam pemrograman dan menawarkan sebagian dari nilai perusahaan. Zuckerberg setuju namun belakangan ia mengaku tidak percaya dengan kemampuan mitranya sehingga bermaksud membatalkan proyek.
Tidak hanya trio sekawan itu yang merasa Zuckerberg mencuri ide mereka, seorang pemuda bernama Aaron Greenspan, orang yang pertama kali menciptakan Facebook online di Harvard pun merasakan hal yang sama.
Keberhasilan facebook ternyata tidak berbanding lurus dengan hubungan pertemanan Mark, si CEO Facebook. Zuckerberg menuai musuh dimana-mana. Kara Swisher, seorang kolumnis yang menulis tentang Silicon Valley untuk The Wall Street Journal mengatakan, “Berapa orang yang telah ia korbankan, padahal ia baru 24 tahun? Bahkan sekalipun ia tidak bersalah, jumlah orang yang bermasalah dengannya dalam usia semuda itu cukup luar biasa dan semua itu terjadi dengan cara yang tidak baik.” (halaman 95).
Facebook masih fenomena, kisah perebutan hak antara Mark dengan trio sekawan pun belum sepenuhnya tuntas.
“Kadang-kadang, ide-ide besar memang terlihat di mana-mana sekaligus. Newton dan Leibniz mengembangkan pendekatan kalkulusnya sendiri-sendiri, menciptakan kontroversi terpanas di abad 18. Darwin dan Wallace mengeluarkan teori evolusi di kertas terpisah pada 1858.” (halaman 91).
Barangkali, kasus ilmuwan Meuci dan Alexander Graham Bell pun bisa ditambahkan ke dalam daftar di atas. Mau tahu kisah Meuci dan Bell? Silakan baca buku Kisah Unik Ilmuwan Dunia di sini.
Fakta bahwa mahasiswa lain mempunyai ide yang sama di saat yang sama tidak berarti dia adalah pencuri. Barangkali seperti pepatah bilang, tidak ada ide yang benar-benar murni. Ide-ide beterbangan, ia bisa datang dari pengalaman dan interaksi kita terhadap hal-hal lain.