Mulai dari mana ya? Hm, dari kesamaan sebelum dan sesudah bergabung BBI dulu ya.
Saya berasal dari keluarga yang gemar membaca. Orang tua saya adalah penikmat buku bacaan bahkan kegemaran itu masih berlangsung di usia senja mereka. Koleksi buku bacaan saya banyak banget (dan masih berlangsung sampai saat ini). Rasanya indah sekali masa kanak-kanak :). Masa dimana saya sering berkhayal berada dan bertemu dengan para tokoh yang ada di buku-buku tersebut. Kalau boleh memilih, saya lebih senang membaca buku di rumah daripada harus ke sekolah. Seperti sekarang, saya bahagia banget kalau libur mengajar karena bisa lebih banyak membaca buku… hahaha. (sstt… 😛 )
Oke, singkatnya, sebelum dan setelah bersama BBI saya masih cinta buku. Buku adalah kawan akrab saya. Timbunan buku? Nah, ini berbeda makna ;-). Kalau dulu, timbunan buku itu lebih berarti tumpukan buku yang sudah dibaca dan karena tempatnya nggak ada maka jadi lah semua majalah dan buku ditumpuk sekedarnya. Kalau saat ini, timbunan buku terjadi karena tidak berhasil mengekang keinginan beli buku padahal di rumah masih ada antre-an buku yang belum dibaca. Yah, jangan salahin saya donk, salahin aja toko bukunya yang suka menghilangkan buku-buku bagus dari rak sehingga menyebabkan kita kesulitan untuk mencari buku itu kembali. Maka, tagline ‘mumpung ada, beli aja deh’ terpaksa dijalankan walau terkadang budgetnya melirik-lirik ngga jelas gitu .. wkwkwk.
Dari kesamaan sebelum dan sesudah, sekarang bagian bikin daftar untuk pilihan sebelum dan setelahnya biar jelas. Tada, ini lah dia:
- Sebelum …
- Nggak punya kawan ngobrol untuk berdiskusi tentang buku. Selesai baca buku ya udah disimpan di dalam ingatan sendiri.
- Genre buku tidak banyak
- Nggak ada yang ngasih buku gratis :(, eh kecuali kalau lagi ulang tahun 🙂 P
- nggak kenal kawan yang jual buku online
- Setelah gabung di BBI …
- Punya banyak kawan pecandu buku sekaligus penimbun buku 🙂
- budget beli buku tambah banyak karena racun yang ditebar oleh sesama anggota BBI dari ulasan buku mereka di blog atau foto dan status mereka di sosial media yang berkaitan dengan buku
- kadang dihubungi sama penulis buku langsung untuk meresensi buku mereka (asyikk 🙂 )
- nimbun buku lebih sering
- ikut reading challenge, walau target tahun kemarin gagal total
- Sekarang punya wadah untuk mencurahkan isi hati seusai membaca buku melalui tulisan review, dari celoteh singkat dengan sesama kawan penggemar buku
- punya kawan dan kenalan yang punya banyak informasi mengenai buku, misalnya dimana bisa dapat e-book gratis dan lain-lain 🙂
Yang pasti, bergabung di BBI banyak memberikan pengalaman berharga. Walau saya termasuk member yang tak begitu aktif dalam banyak event BBI, tetapi sesekali saya meluangkan waktu membaca kabar tentang BBI. Dan saya bersyukur memiliki kawan-kawan yang memiliki kegemaran sama karena kami bisa saling berbagi informasi.
Di empat tahun usia BBI kini. Usia yang masih sangat muda tapi sarat dengan prestasi. Semoga BBI selalu menginspirasi dan semakin banyak generasi muda yang tertulari virus membaca darimu 🙂