Judul: Business Model Generations
Penulis: Alexander Osterwalder & Yves Pigneur
Alih bahasa: Natalia Ruth Sihandrini
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tebal: 278
Apa itu Kanvas Model Bisnis?
Sebelum membahas tentang kanvas model bisnis ada baiknya mencari tahu definisi model bisnis. Menurut Wikipedia, suatu model bisnis menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai-nilai – baik itu ekonomi, sosial, ataupun bentuk-bentuk nilai lainnya.
Contoh sederhana misalnya kalau kita mau membuka usaha bakso. Yang paling mudah adalah membuka tenda di lokasi di mana pelanggan potensial penikmat bakso berada. Abis buka tenda bakso terus ngapain? Ya tentu aja memajang produk bakso di tenda Anda :). Memajang di sini bisa berarti membiarkan aroma bakso Anda yang menggoda itu tercium dari segala penjuru. Selain aroma bakso yang harum luar biasa itu, boleh juga pamerkan koleksi bakso super lengkap di kaca gerobak bakso Anda. Kalau sudah begini, siapa yang nggak ngiler? #eh 🙂
Nah, cara di atas adalah model bisnis ala pemilik toko. Model bisnis yang paling dasar.
Ternyata, bisnis bakso Anda laris manis. Selanjutnya, Anda mau ekspansi bisnis jualan barang elektronik dengan membuka counter di mall. Kira-kira model bisnis ala pemilik toko yang Anda terapkan dengan bisnis bakso bisa nggak? Mungkin aja sih bisa, tapi kalau ternyata gagal, resiko yang Anda tanggung dijamin lebih berat daripada kerugian di bisnis bakso pertama Anda tadi.
Nah, karena itu Anda perlu persiapan model bisnis yang lebih matang dan berbeda.
Dalam perkembangannya banyak model bisnis berkembang dan semakin canggih. Model-model bisnis ini bisa saja berubah menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Untuk itu diperlukan sebuah tools yang dirancang untuk membangun dan menggali ide bisnis. Tools tersebut adalah kanvas model bisnis, sebuah bahasa yang sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis.
Alih-alih menulis proposal usaha sebanyak 49 halaman untuk mendokumentasikan model bisnis kita, tidakkah lebih baik menggantinya dengan satu halaman dan fokus pada sesuatu yang benar-benar akan membangun bisnis kita?
Alat visual satu halaman yang memungkinkan startup untuk tetap fokus pada value creation (penciptaan nilai) tersebut adalah Kanvas Model Bisnis (Busniess Model Canvas). Tools ini ditemukan oleh Alexander Osterwalder.
Kanvas Model Bisnis mendokumentasikan 9 blok bangunan dasar yang memperlihatkan cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang. Kesembilan blok tersebut mencakup empat bidang utama dalam suatu bisnis, yaitu: pelanggan, penawaran, infrastruktur dan kelangsungan finansial.
9 blok bangunan dasar tersebut yaitu:
1.Customer Segments (Segmen Pelanggan), menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan.
2.Value Propositions (Proposisi Nilai), menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen pelanggan spesifik.
3.Channels (Saluran), menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai.
4.Customer Relationship (Hubungan Pelanggan), menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik.
5.Revenue Streams (Arus Pendapatan), menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan pemasukan).
6.Key Resources (Sumber Daya Utama), menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi.
7.Key Activities (Aktivitas Kunci), menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja.
8.Key Partnership (Kemitraan Utama), menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja.
9.Cost Structure (Struktur Biaya), menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis.
Alat bantu kanvas model ini adalah dasar bagi pebisnis untuk membuat model bisnis yang akan mereka gunakan. Di dalam buku ini dicontohkan lima pola model bisnis yang diterjemahkan ke dalam kanvas model bisnis, yaitu: Model bisnis Unbundling, Long Tail, Platform Bersisi-Banyak (multi-sided), Gratis sebagai model bisnis dan model bisnis terbuka.
Buku setebal 278 halaman ini super lengkap baik penyajian beserta contoh-contohnya. Situs web Flickr misalnya, Flickr menjadi contoh tepat untuk model bisnis freemium. Freemium adalah model bisnis dengan pola Gratis, tepatnya menerima gratis untuk fasilitas dasar serta membayar untuk lainnya. Model bisnis Freemium ini banyak digunakan oleh bisnis-bisnis yang berbasis web. Model bisnis perusahaan yang satu tidak selalu memberikan hasil yang sama untuk industri lainnya. Sebagai contoh, penerbit surat kabar. Industri ini hancur karena dampak dari menerapkan pola Gratis.
Di buku ini juga dipaparkan teknik-teknik mendesain model bisnis. Masing-masing teknik diceritakan dengan sebuah cerita yang kemudian didemosntrasikan bagaimana teknik itu diterapkan pada desain model bisnis.
Nah, buat Anda yang tertarik pada dunia bisnis, ini adalah buku yang tepat untuk Anda. Must read and must have :). Selamat membaca.
Comments