The Great Shifting

Judul: The Great Shifting
Penulis: Rhenald Kasali
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 523

Apa itu Shifting? Shifting bisa diterjemahkan sebagai perpindahan. The Great Shifting adalah buku kedua dari series Disruption yang ditulis oleh penulis yang sama. Saya pernah menuliskannya di sini. Masih ingat kisah Gojek dan Bluebird? Keputusan bijak yang dilakukan oleh Bluebird untuk bekerjasama dengan Gojek adalah salah satu contoh solusi dari adanya Shifting. Bluebird tidak membiarkan perusahaannya mati oleh kehadiran Gojek. Alih-alih memilih langkah destruktif, Bluebird memutuskan untuk memilih berkolaborasi dengan Gojek, dimana dalam hal ini Gojek selain sebagai penyedia jasa transportasi online juga perusahaan yang mengembangkan teknologi.

Shifting sendiri seperti dituliskan oleh penulisnya telah dilakukan manusia sejak lama. IBM contohnya. Sebelum menjadi perusahaan IT Solutions, IBM adalah produsen pengiris daging dan keju. Kemudian beralih menjadi produsen komputer mainframe. Demikian juga dengan Nokia. Nokia melakukan great shifting dari industri boots ke industri telepon seluler, sebelum akhirnya perusahaan ini undur diri dari bisnis ponsel usai diakuisisi oleh Microsoft. Pelajaran penting yang dapat diambil dari dua kisah di atas menurut Rhenald adalah, jangan mendefinisikan perusahaan dengan produk.

Nah, kalau kisah di atas tadi bercerita shifting dari produk ke produk, maka di era disrupsi teknologi bentuk shifting tidak lagi sama. Di era kemajuan teknologi seperti saat ini, maka peristiwa shifting dari produk ke platform tidak lagi dapat dinafikan. Ada banyak contoh, tutupnya toko-toko yang pernah besar di suatu masa, seperti matahari. Matahari tidak sepenuhnya tutup, counter mereka masih dapat ditemui di beberapa tempat, namun tidak banyak. Matahari memutuskan untuk melayani konsumennya melalui perdagangan online (e-commerce). Contoh lainnya adalah bank. Beberapa tahun belakangan ini tidak banyak lagi kita mendengar pembukaan kantor cabang bank baru. Untuk melayani nasabahnya, bank menggunakan aplikasi yang dapat diunduh oleh pelanggan. Kemudian, penjaga tol, yang keberadaannya sudah lama hilang digantikan oleh mesin otomatis.

“Shifting dalam era disruption yaitu munculnya plafrom baru yaitu teknologi digital. Teknologi digital menjadikan produk berada dalam track ‘platform’yang bukan hanya memindahkan pelanggan melainkan juga mengubah kehidupan. Satu hal berubah, yang lain mengikuti.” Jangan lupa, penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah membantu perbaikan hidup manusia. Dan perbaikan hidup akan membuat manusia shifting.

Pada akhirnya, dengan perkembangan teknologi yang ada maka perusahaan harus mempersiapkan dirinya untuk melakukan shifting platform. Perusahaan yang tidak mau beradaptasi terhadap perubahan dan masih melakukan kegiatannya dengan cara-cara lama perlahan akan tergusur. Oleh karena itu, apa yang harus dilakukan perusahaan incumbent agar keberadaan mereka tetap ada? Mengutip dari buku The Great Shifting, “Perusahaan-perusahaan incumbent harus melakukan shifting dengan cara, pertama melakukan digitalisasi pada bisnisnya dan melakukan kerjasama. Kedua, incumbents harus melakukan investasi dalam hal teknologi seperti telematika, IoT, dan AI.

Disruption telah mengakibatkan perusahaan-perusahaan incumbent kehilangan pelanggannya. Tidak hanya kehilangan pelanggan namun juga menimbulkan peristiwa-peristiwa shifting yang tidak kecil.Shifting tidak hanya terjadi pada dunia bisnis, melainkan juga ke banyak bidang, kesehatan, pendidikan, bahkan dalam ritual budaya. Menukil dari buku, “Shifting adalah keniscayaan yang akan masuk di setiap aspek kehidupan. Tugas kita adalah berbenah agar tetap relevan dengan perubahan zaman.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.