Panduan Lengkap Pengembangan SoftSkill

Judul: Panduan Lengkap Pengembangan SoftSkill
Penulis: Feri Sulianta
Cetakan: April 2018
Penerbit: C.V Andi Offset (Penerbit Andi)
Tebal: 203

Keterampilan apa yang harus dimiliki anak-anak kita untuk dapat survive di abad 21? Telah lama kita memercayai bahwa keahlian teknikal adalah bekal kesuksesan seseorang. Namun, di abad 21 penilaian ini berubah. Parameter kesuksesan dan kelayakan kerja yang dimiliki seseorang adalah mereka yang memiliki keterampilan soft skill. Dikutip dari buku, sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard University mengatakan bahwa 80% prestasi karier seseorang ditentukan oleh soft skill, sementara hard skill memiliki kontribusi sebesar 20%. Tidak hanya itu, studi yang dilakukan oleh McDonald’s di Inggris memperkirakan lebih dari setengah juta orang mengalami hambatan karier di tahun 2020 karena kurangnya soft skill.

Kesulitan untuk beradaptasi dan berinteraksi dengan teman kerja dan bekerja sama dalam tim dapat menjadi masalah tersendiri yang tidak hanya berakibat buruk pada lingkungan sosial seseorang namun juga pada terhambatnya peluang karier. Oleh karena itu manusia perlu melatih dan mengembangkan kemampuan interpersonalnya. Buku ini mengulas banyak hal perihal interpersonal skill yang akan melengkapi kemampuan teknis (hardskill) yang dimiliki oleh setiap individu.

Yuk, kita mulai. Apa sih soft skill itu? Apakah memiliki keterampilan teknis saja tidak cukup untuk dapat bersaing di abad 21? Apakah ada keterampilan lain yang harus kita miliki selain hard skill dan soft skill? Dan, bagaimana kita dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut?

Interpersonal skill (soft skill) adalah kombinasi antara keterampilan orang, keterampilan sosial, kemampuan berorganisasi, karakter, sikap, atribut karier, kecerdasan sosial, dan emotional intelligence quotient (EQ) yang memungkinkan orang mengamati berbagai hal yang ada pada lingkungannya, memudahkannya dalam bekerja dengan orang lain, dan berkinerja baik (halaman 3). Softskill dipercaya menjadi pendorong yang dapat mempengaruhi seseorang untuk giat bekerja. Secara singkat, interpersonal skill adalah keterampilan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam dunia kerja, seseorang dengan interpersonal skill yang baik dapat mengomunikasikan ide, sudut pandang serta solusi yang ada dalam benaknya secara sederhana dan runtut sehingga orang lain memahami. Tidak hanya itu, buku ini mencantumkan softskill yang sebaiknya dimiliki oleh seseorang yang berada di level eksekutif dan di dalam dunia pekerjaan. Oya, integritas dan etika memegang peran penting dalam softskill ini. Tentu saja ya, karena komunikasi bukan sekedar bagaimana sebuah pesan tersampaikan dengan tepat tetapi juga kesan yang didapat oleh lawan bicara kita.

Selain softskill dan hardskill (keterampilan teknis), kemampuan intrapersonal pun memiliki peranan besar untuk membentuk manusia yang berkualitas. Kemampuan intrapersonal adalah kemampuan setiap individu untuk mengenal dirinya. Mengapa perlu untuk mengenali diri sendiri? Hmm, begini, apakah kamu pernah mendengar seseorang yang merasa salah memilih jurusan kuliah? Atau merasa tidak cocok bekerja di suatu bidang pekerjaan? Nah, sebagian masalah tadi bisa bersumber dari ketidakmampuan seseorang untuk mengenali dirinya sendiri. Tentunya akan menjadi hal yang tidak baik jika masalah tersebut dibiarkan dan berlarut-larut, karena akan berdampak terhadap kualitas hidup orang yang bersangkutan.

Seseorang yang ‘tahu’ akan dirinya adalah mereka yang tidak mudah dipengaruhi orang lain karena mereka mengetahui apa yang menjadi tujuan hidupnya. Dengan mengenali diri sendiri maka seseorang dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Mengenali diri sendiri adalah juga salah satu jalan mendekat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu salah satu cara untuk mengenali diri sendiri adalah dengan merenung, bermeditasi atau melakukan instrospeksi diri. Intrapersonal skill adalah kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan rohaninya, selain kebutuhan jasmani.

Kalau tadi kita sudah membahas tentang soft skill dan intrapersonal skill, lalu bagaimana dengan hard skill? Masihkah diperlukan? Tentu saja masih. Namun demikian keterampilan teknis sifatnya dipengaruhi oleh tren dan perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi akan membuka keterampilan baru dan sebaliknya menghilangkan yang lama. Contohnya, keterampilan penjaga tol akan digantikan oleh mesin-mesin otomatis. Oleh karena itu, perlu untuk kita selalu belajar dan mau beradaptasi terhadap perubahan.

Nah, dari paparan di atas, tentu kita bisa melihat bahwa tidak cukup hanya memiliki satu keterampilan tanpa dukungan keterampilan lainnya. Kesemuanya saling berkaitan. Apakah keterampilan-keterampilan tersebut perlu dilatih? Jawabannya tentu saja. Kemampuan-kemampuan tersebut tentunya tidak ujug-ujug ada. Tetapi melalui pembiasaan dan latihan maka kemampuan-kemampuan tadi dapat berkembang.

Untuk dapat mendalami pengetahuan perihal interpersonal dan intrapersonal ini ternyata penting loh bagi kita untuk memahami peran dan posisi kita terlebih dahulu di masyarakat, baik sebagai individu atau pun kelompok. Nah, buku ini mengulasnya dalam bab 2 yang berisi formasi masyarakat dan jati diri. Bab lainnya berisi karakteristik individu dan faktor-faktor yang juga berperan dalam pengembangan interpersonal skill dan intrapersonal skill. Materi ini disajikan pada bab 3 s.d 12. Sementara Bab 13 berisi peran coaching yang dapat memperkaya keterampilan soft skill. Coaching menurut ICF (halaman 164), adalah hubungan kemitraan dengan individu melalui proses kreatif yang ditujukan guna memaksimalkan potensi personal dan profesional seseorang. Siapapun Anda, guru atau orang tua, kawan atau kerabat, pemimpin di sebuah perusahaan, Anda dapat berperan menjadi coaching untuk membantu klien Anda (siswa, putra-putri, rekan atau saudara, dan karyawan) untuk mendapatkan kejelasan sehingga mereka yakin untuk membuat serangkaian tindakan yang sesuai dengan pemikiran dan hatinya dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Di bab ini ada latihan-latihan yang bisa diterapkan oleh coach (si pemberi coach) kepada coachee nya, yaitu orang yang di-coach atau bisa juga disebut sebagai klien. Dan sebagai penutup, bab 14, berisi pembahasan lebih dalam mengenai kemampuan intrapersonal. Pada bab ini pembaca diberi tahu perihal cara berdialog dengan diri sendiri, serta memperoleh kejelasan dalam tujuan dan kedamaian dalam diri sehingga dapat menjadi manusia yang tangguh, bertumbuh serta berkualitas dan menghargai kehidupan.

Ingin tahu bagaimana langkah detail latihan-latihan untuk mengembangkan kemampuan interpersonal dan intrapersonal? Silakan baca buku panduan ini ya. Buku ini recommended banget untuk pendidik, orang tua, bahkan umum yang berminat untuk mengembangkan secara optimal keterampilan yang dibutuhkan sebagai bekal kecakapan menghadapi kehidupan di abad 21.

Bukunya bisa diperoleh, seperti biasa di toko buku tentunya. Namun karena kita masih masih PKPM di masa pandemi ini maka teman-teman bisa memesannya di situs penerbitnya langsung di sini ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.