The Housekeeper & the Professor

THAT
Judul: The Housekeeper & the Professor
Penulis: Yoko Ogawa
Penerjemah: Maria Lubis
Penerbit: PT Qanita
Tahun terbit: 2016
Tebal: 251

√100 = 10, √16 = 4, Berapa √-1 = ?
Halaman awal buku ini sudah membuat saya sedikit mengerenyitkan dahi. Hei, ini memang bukan buku roman, itulah asyiknya :).

Seorang profesor matematika hanya memiliki ingatan selama delapan puluh menit. Kecelakaan mobil tujuh belas tahun lalu telah menyebabkan kerusakan pada otaknya. Dia tidak pikun, otaknya masih berfungsi dengan baik, terutama terhadap matematika. Ingatannya berhenti pada tahun 1975. Dia mampu mengingat teorema yang dia kembangkan tiga puluh tahun lalu namun tak tahu apa yang dia santap saat makan semalam.

Profesor tinggal sendiri. Namun ia tak sepenuhnya sendiri. Pondok tempat ia tinggal berada di dalam lingkungan rumah utama yang dibatasi dengan pintu taman. Di rumah utama itulah kakak ipar sang profesor tinggal, seorang perempuan tua yang anggun. Ia yang membiayai semua keperluan sang profesor.

Perempuan muda dengan satu anak laki-laki itu bekerja untuk mengurus semua keperluan profesor. Profesor senang berbicara tentang bilangan-bilangan. Bilangan membuatnya merasa nyaman. Setiap pagi perempuan muda mengulangi tanya jawab yang sama. Bagi sang profesor, yang ingatannya hanya bertahan selama delapan puluh menit si perempuan muda itu selalu merupakan pengurus rumah yang baru dia jumpai untuk pertam kali. Untuk mengatasi ingatannya yang lemah, profesor menuliskan hal-hal yang harus dia ingat dan menempelkannya di tubuhnya sendiri, di dalam setelan jasnya yang tertutup oleh banyak potongan kertas.

Keduanya membangun jalinan kasih sayang yang lebih misterius daripada bilangan imajiner. Sama misteriusnya dengan hasil akar kuadrat -1 yang berupa i, representasi dari imajiner. i adalah jenis bilangan paling rahasia, tidak pernah keluar sehingga bisa terlihat. Seperti itulah hubungan aneh tapi indah yang berkembang di antara keduanya.

Ulasan
Membaca sekilas judul buku ini memang bisa memberikan persepsi yang berbeda kepada setiap orang. Saya awalnya mengira ini buku roman sehingga saya sempat ragu untuk membelinya. Namun berbagai simbol matematika di sampul buku dan sinopsis di halaman belakang buku membuat saya penasaran. Saya nggak suka matematika sih tetapi cerita atau film yang membahas tentang misteri alam semesta dengan ilmu pengetahuannya selalu mampu membangkitkan rasa ingin tahu. Buku ini tuntas saya baca setelah seorang kawan saya meminjam buku ini karena tertarik dengan barisan kalimat di sampul depan buku.

Walau banyak persamaan matematika yang tidak saya kenal dan sukses membuat saya terpaksa browsing di internet mencari istilah-istilah semisal bilangan kembar, bilangan bersahabat, dan lain-lain, saya sungguh tidak menyesal membacanya. Buku yang keren. Ternyata, untuk bisa meresapi indahnya kisah di buku ini memang harus ‘ngeh’ matematika juga ya? Hehehe :).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.