Gajah Sang Penyihir

Judul: Gajah Sang Penyihir
Penulis: Kate Dicamillo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Sedang merasa tak produktif. Kata-kata entah hilang kemana. Mungkin secara fisik memang lelah. Atau mungkin kondisi sekeliling membuatku down. Apapun itu yang pasti aku cuma mencari-cari alasan. Baiklah, abaikan saja. Hidup terus berjalan, bukan?

Dan, kita cerita tentang Gajah Sang Penyihir karya Kate Dicamillo saja ya?

Buku ini dikenalkan oleh salah seorang kawan saya di facebook. Dan dia benar, buku ini sangat patut direkomendasikan. Buku ini ‘pas’ sekali untuk saya. Saya langsung jatuh cinta begitu membacanya. Segera saya memburu karya Kate yang lain. Sayangnya, saya kesulitan menemukan buku lain karya Kate. Akhirnya, saya hubungi pihak gramedia. Dan melalui gramediashop akhirnya saya beruntung mendapatkan 2 karya Kate, yaitu: Perjalanan ajaib Edward Tulane dan Kisah Despereaux.

Gajah Sang Penyihir dan Perjalanan Edward Tulane adalah favorit saya. Keduanya mampu membuat saya hanyut dalam kisah para tokohnya. Tidak itu saja, yang paling menarik adalah pilihan kata dan setiap rangkaian kata di dalamnya mampu melelehkan hati.

Kate sangat piawai menggambarkan sebuah situasi dengan bahasa yang indah dan sarat makna.

Inilah sedikit ulasan dari kisah Gajah Sang Penyihir.
Peter adalah seorang anak yang tinggal di apartemen kecil dengan seorang teman ayahnya, seorang mantan tentara. Ayahnya meninggal dalam peperangan dan Ibunya menyusul sang ayah usai melahirkan adik Peter. Peter dipisahkan dengan si adik. Hari-hari sepi dilalui Peter. Hati kecil Peter meyakini bahwa sang adik masih hidup walaupun teman ayahnya berulangkali mengatakan bahwa adiknya meninggal dunia.

Suatu hari, Peter memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang peramal. Peramal hanya memberikan kata kunci: Gajah. Ya, gajah itu akan membawa Peter menemui kembali adiknya. Apa yang terjadi selanjutnya?

Baca bukunya :). Karena petualangan menarik akan dijumpai Peter dalam pengembaraannya menjemput adik tersayangnya.

“Pernahkah kau, sejujurnya, melihat sesuatu yang begitu indah? Harus kita apakan dunia tempat bintang-bintang bersinar gemerlap di tengah kegelapan dan kemuraman yang begitu pekat ini?”

Pekat tidak selamanya gelap. Pendar-pendar cahaya itu tidak lindap, jika kita percaya.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.