Startup Business Model


Judul: Startup Business Model
Penulis: Hendry E. Ramdhan
Penerbit: Penebar Plus
Tahun terbit: 2016
Tebal: 342

Nokia, handphone yang pernah memperoleh gelar HP sejuta umat pada tahun 2013 mengumumkan kebangkrutannya. Tidak hanya Nokia, beberapa perusahaan yang dulunya pernah berjaya juga mengalami nasib serupa, terjun bebas dan raib. Beberapa diantaranya yaitu Kodak, Lehman Brothers, DEC, dan motorola. Apa yang salah? Tidak ada yang salah dengan mereka. Namun, perubahan terjadi terlalu cepat. Nokia, Kodak dan juga kawan-kawannya terlambat menyadari perubahan dan tiba-tiba kehilangan keunggulan kompetitifnya, sementara para pesaingnya mampu beradaptasi terhadap perubahan dengan cepat. Mereka gagal menyesuaikan model bisnis mereka terhadap perubahan prospek bisnis yang terjadi dengan cepat. Faktanya, keberhasilan di masa lampau tidak menjamin keberhasilan di masa mendatang. Jika hanya berpatokan pada profit yang berhasil dibukukan, tidak akan menjamin perusahaan akan bertahan. (halaman 15)

Tetapi kisah paling menyedihkan barangkali ada pada Kodak. Sejatinya, Kodak adalah penemu kamera digital pertama di dunia pada tahun 1975. Namun karena khawatir mengganggu bisnis kamera analog maka mereka menyimpan penemuan itu. Saat itu model bisnis mereka utamanya berfokus pada menjual film, bukan perangkat kameranya. Hingga akhirnya tahun 1999 teknologi baru kamera digital membanjiri pasar. Namun Kodak mengabaikan fakta itu dan meyakini pangsa pasar kamera digital hanya bisa meraih 5% dalam 10 tahun ke depan. Kodak salah besar, pangsa pasar kamera digital mencapai 95% dan kamera analog tinggal 5%. Malang bagi Kodak, karena pengembangan teknologi sudah sangat terlambat sementara kompetitor sudah lebih dulu melihat peluang kamera digital dan telah melakukan investasi pengembangan di dalamnya. Akhirnya pada tahun 2012 Kodak mengalami nasib yang sama dengan Nokia.
Apa yang dapat dipetik dari kisah kedua perusahaan besar di atas?
Keunggulan kompetitif yang berkelanjutan menjadi mutlak untuk dijaga dengan melakukan inovasi tiada henti. Inovasi apa yang bisa menjamin keunggulan kompetitif secara jangka panjang? Jawabnya adalah inovasi model bisnis.

Mengapa bukan inovasi produk? Karena inovasi produk, proses, atau teknologi dapat ditiru dengan cepat oleh kompetitor. Selain itu, studi BCG menunjukkan perusahaan inovator model bisnis dalam kurun waktu 5 tahun akan lebih profitable 6% dibanding perusahaan yang hanya melakukan inovasi produk dan proses. Studi BCG juga menunjukkan 14 dari 25 perusahaan paling inovatif di dunia adalah inovator model bisnis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inovasi model bisnis adalah kunci utama penggerak inovasi yang berkelanjutan. Artinya, keunggulan kompetitif di masa mendatang bukan berdasar pada inovasi produk atau proses, melainkan inovasi model bisnis. Bukan berarti inovasi produk atau proses tidak penting melainkan tidak akan menentukan gagal atau berhasilnya perusahaan secara jangka panjang.

Jadi, tak salah kalau dikatakan ilmu penting dalam mengelola bisnis startup adalah mengenal model bisnis. Apa sih model bisnis? Sederhananya, model bisnis adalah gambaran bagaimana pelaku bisnis menghasilkan keuntungan (profit). Banyak perusahaan besar yang mengalami kegagalan atau kebangkrutan bisnisnya dikarenakan model bisnis mereka yang sudah ketinggalan jaman sehingga tidak lagi memiliki keunggulan kompetitif.

Nah, sebelum memulai bisnis, ada baiknya kita mengenali beragam model bisnis yang telah terbukti berhasil di startup lokal dan mancanegara. Buku ini memaparkan 50 model bisnis serta 150 startup baik lokal dan mancanegara beserta model bisnisnya.

Oya, buku ini adalah seri ketiga (terakhir) buku tentang startupreneur. Review dari seri pertama dapat dibaca di sini. Seri kedua atau lanjutannya dapat dibaca di sana.

Comments

  1. Tapi, bukan berarti itu sebuah bencana. Bisnis memang begitu, faktanya para pelaku, apalagi pendirinya sudah meraup banyak sekali keuntungan lainnya, bahkan lebih dahulu menyelamatkan dirinya sendiri dengan berinvestasi di perusahaan lainnya, yang notabanenya ‘saingan’ mereka sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.